Selasa, 07 Desember 2010

(bad) NEWS

agan harahap



agan harahap



BEHIND THE SCENE :
Siang itu saya dan seorang kawan, Andries Sembiring bermaksud untuk membuat sebuah karya fotografi.
Karya ini sedianya akan disertakan dalam sebuah pameran seni rupa di salah satu galeri di kawasan Jakarta. Kami memulai 'prosesi' ini sekitar jam 3 sore dan baru selesai pada jam 11 malam. Ini adalah karya saya yang memakan waktu paling lama dan paling menyita performa otak serta tenaga dalam se-umur hidup saya.
Begitu foto selesai, saya lantas langsung mengirimkannya via e-mail kepada pihak galeri.
Tapi karena suatu sebab,saya dan pihak galeri pun akhirnya memutuskan untuk menggugurkan karya ini. Adapun penyebab pembatalan karya ini adalah dikarenakan oleh kemiripan konsep dengan karya lukis yang pernah dipopulerkan oleh seniman Budi Ubrux.

Berikut karya lukis beliau:


'Kecelakaan' ini cukup mengecewakan saya. 8 jam persiapan dan pemotretan menjadi sia-sia. Akibat kurangnya "jalan-jalan dan melihat-lihat' ,maka konsep koran-koran ini pun bertabrakan.
Mungkin saja statement dan ide pemikiran kami berbeda. Tapi karena sama-sama dengan menggunakan koran sebagai 'alat pegara', maka karya saya pun terasa garing..Untuk itu saya pun memutuskan untuk membatalkan karya ini dan memamerkannya di blog saja..
Kedepannya, saya sebagai 'anak bawang' dalam dunia kesenian ini, harus lebih sering 'menjelajah' agar tidak terjadi kecelakaan-kecelakaan seperti ini lagi di kemudian hari.

Dengan dibantu oleh sahabat saya, Andries Sembiring, maka untuk kesekian kalinya, kami pun kembali 'membuang' masa muda kami dengan sia-sia. Hahaha.
Berikut, adalah persiapan dan pemotretan selama 8 jam yang sangat berkesan.


saya memutuskan untuk membungkus ruangan kantor, TRAX Magz sebagai 'ajang hura-hura dan huru-hara'..


bermodalkan selotip,koran dan tekat bulat, kami pun membungkus ruangan ini.



se koran demi se koran, maka kantor majalah ini pun berubah menjadi koran banget


"saya lama di koran mas.. "





Akibat dari kecelakaan tersebut, saya dan Andries pun mencoba mengobati kekecewaan dengan 'mendinginkan hati dan kepala' kami di sebuah bar kecil di bilangan Wahid Hasyim.
Dan lagi-lagi, bintang-bintang yang bertaburan di sana mampu mengembalikan keceriaan hati kami.