Kamis, 26 Mei 2011

Interstellar @ The Goods Dept - Plaza Indonesia

agan harahap



selebihnya bisa dilihat disini : http://irockumentary.wordpress.com/2011/05/22/the-howler-terror-club-interstellar-project-artist-exhibition-opening-party/

Rabu, 11 Mei 2011

Fotográfica Bogotá 2011

hehe

Saya berkesempatan untuk berpartisipasi dalam Fotográfica Bogotá 2011 ( bienalle fotografi yang diadakan di Bogota, Colombia Amerika Selatan).
Pagelaran fotografi akbar yang berlangsung dari 5Mei s/d 15 Juni itu menghadirkan ratusan karya fotografi dari berbagai negara. Kegiatan pameran tidak hanya berpusat di satu tempat, tapi tersebar di berbagai galeri dan museum di Bogota. Pameran saya sendiri dilangsungkan di Galeria Christopher Pascall S.XXI yang berlokasi di jantung kota Bogota. Saya adalah salah satu wakil dari Asia bersama Liu Bolin (China), Daido Moriyama (Jepang), Priya Kambli (India) dan Mohammedreza Mirzaei (Iran).



Sangat disayangkan, pada saat-saat terakhir saya tidak bisa pergi kesana dikarenakan satu dan lain hal. Padahal alangkah bahagianya apabila saya bisa menginjakkan kaki ini di benua sana. Saya sudah membayangkan duduk di tepi pantai menikmati matahari Karibia sembari menikmati minuman dan rokok lokal Colombia bersama kawan-kawan baru disana. Tapi nasib berkata lain. Dan saya hanya bisa memantau berlangsungnya pagelaran fotografi akbar itu dengan duduk manis di belakang meja komputer. Tapi tidak mengapa, berkat berbagai kemajuan teknologi, saya masih bisa menyaksikan bagaimana antusiasme masyarakat Bogota dalam merespon karya-karya saya.





agan harahap

Keterangan lebih lanjut bisa dibaca di sini

Rabu, 04 Mei 2011

Holy (a portrait)

agan harahap

Saya dibesarkan dalam keluarga Kristen yang taat. Ketika kecil, orang tua saya selalu mengajarkan untuk selalu bersikap hormat dan hikmad ketika beribadah. Sering kali saya mendapat tatapan mata dingin atau cubitan ketika tertawa atau mengobrol dalam prosesi ibadah di gereja. Bahkan tak jarang saya mendapat ‘pengadilan’ di rumah akibat ulah saya yang dipandang kurang hormat dalam menjalani ibadah. Segala sesuatu yang berhubungan dengan ‘ke-Tuhanan’ dipandang sakral dan pantang untuk dijadikan bahan permainan.

Begitu pula yang terjadi di bangku sekolah. Guru agama adalah salah satu guru yang paling ‘killer’ semasa saya bersekolah. Sering kali dia memukul dengan penggaris atau penghapus papan tulis apabila kami salah melafalkan ayat-ayat atau keliru dalam menafsirkan isi Alkitab.

Sekian puluh tahun dibesarkan dalam kultur Kristen ‘garis keras’, alih-alih menjadi seorang Kristen radikal, saya justru semakin ‘santai’ dalam menghadapi, menyikapi dan menjalani agama. Banyaknya sarana informasi, hiburan, pergaulan bahkan percintaan membentuk saya menjadi seorang ‘Kristen yang berbahagia’. Seiring dengan berjalannya waktu, saya banyak menemukan handai taulan yang ‘sepandangan’ dengan saya dalam beragama. Kami tidak lagi sama dengan orang-orang tua disana yang menempatkan agama di atas segala-galanya. Bius dari gaya hidup budaya kekinian nampaknya lebih menarik daripada larut dalam dogma-dogma ‘agama tangan besi’ yang rasa-rasanya tidak relevan lagi untuk dijalani dalam masa kini.

Karya ini merupakan aksi unjuk sikap saya sebagai orang yang menganut agama (Kristen) dengan ‘santai dan humanis’. Saya tidak lagi mempermasalahkan asal-usul dan bentuk rupa Yesus sebagai sesuatu yang sakral. Apakah benar wajah Yesus itu berjanggut dan berambut panjang, atau berkulit hitam dan berambut kribo, atau bahkan mungkin botak,kelimis dan bermata sipit. Bagi saya, alangkah jauh lebih elok apabila saya belajar untuk mengimani agama saya secara personal dan belajar untuk hidup rukun dengan sesama ketimbang mempermasalahkan ‘hal-hal kecil’ yang bisa berakibat fatal bagi kadar keimanan saya dan hubungannya dengan khalayak.

agan harahap


*Dan ketika tiap-tiap individu bisa memandang agama sebagai suatu bentuk yang ‘humanis dan cair’, saya yakin ketegangan-ketegangan dan gesekan-gesekan yang mengakibatkan diskriminasi bahkan perang antar agama tidak akan terjadi lagi di kehidupan-kehidupan mendatang.