Senin, 09 Desember 2013

Aku Berfoto, Maka Aku Ada






A: "Ih.. Narsis banget seh loch?!? dikit-dikit poto selfie.."
B: "Ihhhh..Biarin ajah keleuss.. Mau guwe aplot di path nech!"
A: "Eh, Tag guwe juga keleuss..?!? " 
B: "Okeh say.."
*Percakapan antara 2 karyawati di atas berlangsung di sebuah warung Indomie tadi pagi.

Dewasa ini, ketika teknologi komunikasi sudah sedemikian canggihnya, cukup sering kita mendengar istilah-istilah seperti narsisme, selfie, tongsis dan segala hal yang berhubungan dengan ke-egoan kita. Dan perilaku selfportrait menjadi sesuatu fenomena yang semakin sering terjadi di sekeliling medan sosial kita. 
Teknologi komunikasi pun semakin ramah untuk ekonomi masyarakat kita yang (konon katanya) sedang dalam kondisi prihatin. Berbagai perusahaan handphone dan provider berlomba-lomba untuk menawarkan berbagai kemudahan (atau kerumitan) ini kepada kita denga harga yang semakin lama semakin terjangkau. Sekarang, kita dapat dengan mudahnya memberi tahu posisi keberadaan kita sekaligus menginformasikan hidangan apa yang sedang kita nikmati dan berbagai 'hal-hal penting' lainnya. Pendek kata, hampir tidak ada ruang privasi lagi antara kita dan medan sosial di sekeliling kita. 
Pada dasarnya, bercermin atau melihat diri sendiri merupakan 'perilaku purba' manusia. Tak bisa dipungkiri bahwa kita senang melihat diri kita berada dalam berbagai media baik itu lukisan, foto atau bahkan hanya sekedar terlihat numpang lewat dalam  liputan televisi.
Sampai pada (kurang-lebih) satu dekade lalu, sebelum teknologi kamera digital mulai menjamur, istilah self portrait hanya dimiliki oleh kaum fotografer atau seniman. Karena hanya dengan skill tertentu-lah seseorang bisa menghasilkan potret dirinya baik itu dengan media lukisan maupun fotografi. Dan ketika mereka  (kaum seniman) menggunakan dirinya sebagai salah satu media untuk representasi dari pemikiran-pemikirannya, maka self-portrait menjadi lekat hubungannya dengan karya-karya seni.
Lantas, bagaimana dengan selfie? Fenomena selfie mulai muncul seiring sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang mulai merasuki hampir di segala lini kehidupan sosial kita. Istilah selfie merupakan pengembangan dari self portrait walau pada prakteknya adalah sama. Saat ini  semua orang bisa memotret dan fotografi sudah tidak lagi dimiliki oleh kalangan fotografer saja.  Fotografi sudah menjangkau hampir semua lapisan masyarakat. Dan ketika semua orang bisa memotret, tentu 'perilaku purba' yang saya jabarkan di atas tadi akan muncul dan mewabah dengan sendirinya. 
Selfie adalah tindakan memotret diri sendiri tanpa tendensius apapun ke arah seni. Baik itu sekedar mendokumentasikan raut wajah, hidangan yang sedang disantap, kebersamaan dengan handai taulan, maupun sebagai ajang eksistensi di berbagai lokasi. Perilaku dan fenomena selfie muncul sebagai konsekuensi dari berbagai kemajuan teknologi yang tumbuh dengan pesat. Walau terkadang berbagai kemajuan teknologi ini tidak bertumbuh seiring sejalan dengan pola pikir dan mentalitas sebagian orang. 

Dan sudah barang tentu, bahwa tidak ada yang salah sama sekali dengan perilaku selfie ini. Hidup adalah pilihan. Dan kini, semuanya kembali kepada diri kita sendiri. Tinggal darimana dan bagaimana cara kita menyikapi fenomena selfie ini. 

Agan Harahap


Tulisan di atas dibuat untuk merespon sebuah acara pameran bertema 'selfie' yang telah berlangsung di Galeri Cemara 6 beberapa waktu yang lalu. Saya bersama dengan Narpati Awangga ( Oom Leo) dan Jimi Multhazam bertindak sebagai narasumber dalam acara talkshow dan workshop yang diadakan guna menyikapi dan mensiasati fenomena selfie yang mewabah dewasa ini.
Jimi Multhazam mencoba merespon tema selfie ini dengan kemampuannya dalam drawing dan melukis. Sementara OomLeo menggunakan teknik pixel art untuk menghasilkan sebuah bentuk selfie yang kreatif dan berseni. Saya sendiri, memperkenalkan teknik montase digital dengan photoshop.
Adapun pameran, talkshow dan workshop tersebut merupakan hasil kerjsama yang solid antara kami sebagai seniman dengan Sampoerna A yang memang kerap mendukung berbagai perhelatan kreatif seperti ini


Beberapa karya dari peserta pameran yang didisplay di dalam ruang galeri

Suasana Talkshow yang berlangsung pada siang hari yang berbahagia itu
Oom Leo, Jimi Multhazam, saya dan Saleh Husein