Kamis, 10 Juli 2014

Antara Sting, Jokowi Dan Saya



Dini hari, di penghujung Pemilu Presiden 2014 yang baru saja berlalu, jutaan rakyat Indonesia yang masih terjaga menunggu waktu sahur, tiba-tiba dikagetkan oleh sebuah berita yang tersebar di media sosial tentang adanya dukungan dari Sting, musisi legendaris asal Inggris, yang ditujukan untuk salah satu kandidat presiden, Joko Widodo. 
Selain Sting, musisi Jason Mraz dan grup band Arkarna pun menyatakan dukungannya kepada Jokowi. Tak hanya itu, Vicky Vette, bintang film porno yang selama ini 'cukup akrab' dengan segala permasalahan di Indonesia, turut menyatakan dukungannya untuk Jokowi. 

Berita tentang berbagai dukungan dari publik figur luar negeri itu tersebut langsung tersebar dengan cepat di berbagai jejaring sosial di Indonesia. Begitu banyak reaksi yang timbul pada dini hari itu. Sebagian pendukung Jokowi yang masih bangun (termasuk saya) lantas menyebarkan kabar gembira itu di berbagai lini masa medan sosial saya. Untuk para pendukung kandidat presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, berita tersebut mungkin menjadi momok bagi mereka. Banyak tudingan-tudingan miring yang dilontarkan atas dukungan musisi tersebut.


KATA SIAPA DUKUNGAN STING UNTUK JOKOWI ITU HOAX?!? ini fotonya!!

Sebagai seniman yang kerap menggunakan media sosial sebagai medium dalam berkarya, saya langsung tanggap akan situasi yang terjadi pada dini hari itu dan segera merespon kehebohan itu. 
Saya segera membuat 'pembenaran hiperbolis' akan adanya dukungan Sting kepada Jokowi dengan membuat 'realita baru' sekedar untuk meramaikan suasana saat itu. Tak disangka, karya tersebut banyak mendapat respon dari netizen pada dini hari itu. Foto saya dengan cepat langsung tersebar luas di jejaring sosial. Beberapa teman yang memang sudah cukup akrab dengan gaya berkesenian saya, terhibur senang. Dan saya pun tertidur dengan pulas. Setidaknya, karya saya sudah bisa membahagiakan orang. 

Keesokan harinya, saya mendapati ratusan notifikasi perihal foto yang saya unggah beberapa waktu yang lalu. Dan saya pun tersenyum akan berbagai tanggapan yang masuk. Baik itu dengan nada yang memuji maupun dengan nada yang mencemooh. Sebagian pendukung Jokowi yang percaya, secara otomatis langsung mempertahankan perihal keabsahan foto itu. Sementara pendukung Prabowo terlihat mati-matian menampik dengan berbagai cara sampai meminta justifikasi dari promotor yang mendatangkan Sting dalam konsernya di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Pendek kata, foto Sting dan Jokowi bikinan saya cukup menghebohkan lini masa orang-orang di pagi dan siang hari itu.

"@panca66 : Iba kita :) RT @SuleTegepe : @panca66 ini bro yang lu maksud editan. Jelas banget #editanmurahan

@BagusMarwoto hasil sotosop dari gambar Roger Friedman and Sting

Alih-alih semakin mereda, menjelang sore sebuah media memberitakan kabar bahwa foto Jokowi dan Sting itu adalah 100% rekayasa photoshop. Rupa-rupanya, untuk sebagian orang butuh waktu seharian untuk meneliti tentang orisinalitas foto ini. Dan sebagai konsekuensinya, ratusan netizen langsung bereaksi dengan merespon kembali foto tersebut dengan berbagai ekspresi. Tidak ada yang salah dengan ratusan respon itu, karena itu adalah bagian konsekuensi dan dinamika dalam berkehidupan di jejaring sosial media. 

Yang menarik disini adalah bagaimana cara pandang dan tindakan kita dalam menyikapi suatu 'realita baru' yang kadang bertentangan atau bahkan terlalu sejalan dengan hati nurani yang membutakan akal sehat, sehingga dapat dengan mudah diperdaya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab (termasuk saya?). Ditambah lagi dengan animo massa yang begitu menggelora dari kedua kubu kandidat presiden, sehingga apapun yang sesuai dengan harapannya, langsung ditelan bulat-bulat dan semua yang tidak sejalan dengan harapannya akan diterjang dan ditentang habis-habisan. 

Pemilu Presiden sudah selesai dengan segala problematikanya. Kini kita memasuki masa-masa penantian akan kandidat mana yang akan keluar sebagai pemenang, pengemban amanat rakyat Indonesia. 
Karya ini hanyalah sebagian kecil dari ratusan atau bahkan ribuan kabar hoax yang beredar seputar urusan pilpres ini. Dan di dalam masa-masa penantian yang dipenuhi berbagai kecemasan dan harapan ini, hendaknya kita selalu mengedepankan logika dan akal sehat dalam menghadapi sebuah realita baru.


Agan Harahap