Senin, 30 Januari 2017

SINGFEST #8 : KETIKA POLITIKUS BERNYANYI




Pada jamannya, musik pernah menjadi suatu hal yang bersifat ekslusif atau bahkan 'sakral' bagi sebagian orang. Paling tidak, seseorang harus memiliki modal yang cukup untuk bisa menikmati musik-musik favorit dari toko-toko kaset terdekat. Sementara untuk belajar kunci gitar, sebagian remaja tanggung pada masa itu (termasuk saya), selalu berlangganan majalah-majalah yang memuat lirik dan kunci gitar dari berbagai lagu yang sedang 'hits' pada masa itu. 

Saya teringat akan sebuah anekdot lama yang mengatakan bahwa, seorang pria akan dapat dengan mudah mendapatkan pasangan jika ia mampu bernyanyi dan bermain alat musik. Anekdot itu jugalah yang mendorong saya yang waktu itu masih duduk di bangku SMA untuk belajar bermain gitar. Namun setelah mati-matian menghafal kunci dan berbagai lirik lagu, saya tak kunjung jua mendapatkan kekasih pujaan hati. 

Hari ini musik bukan lagi merupakan sesuatu yang ekslusif atau sakral. Berbagai terobosan baru di dunia digital membuat musik menjadi sangat mudah untuk diakses, didistribusikan dan dinikmati oleh berbagai kalangan secara cuma-cuma. 

Namun sejatinya, musik tak akan pernah lekang dimakan waktu. Musik justru akan selalu berkembang seiring perkembangan jaman. Anekdot lama tentang mendapatkan pacar dengan bermain musik pun tak sepenuhnya usang dan tak layak pakai lagi. Kini, orang tidak perlu bersusah payah menghafalkan kunci gitar dan memainkan lagu-lagu tertentu demi mendapatkan pujaan hati. Mereka tinggal mencantumkan link dari musik favorit mereka di lini masa berbagai jejaring media sosial agar sang pujaan mengetahui isi hatinya. Tak hanya itu, orang bisa mencapai berbagai tujuan lain di lingkar sosialnya hanya dengan sekedar memposting lirik atau tautan dari sebuah lagu di lini masa jejaring sosialnya masing-masing.

Masa kampanye pilkada seperti ini adalah saat yang tepat untuk bicara soal musik dan dampaknya bagi pembentukan citra di mata publik. Janji-janji manis dengan tutur kata yang santun dan terukur serta dibalut dengan tampilan yang memikat, rasanya belumlah lengkap bila sang punggawa belum menyumbang 'suara emasnya’ dalam menyanyikan satu-dua lagu. 

Walaupun ada beberapa pejabat yang diam-diam memendam hasrat untuk menjadi penyanyi, namun pada umumnya, lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para pejabat tersebut bertujuan untuk menarik simpati massa. Bahkan terkadang, nyanyian para politisi itu justru dipakai untuk menjatuhkan lawan politik. Dan tidak jarang pula ada politisi yang justru malah 'tersandung' oleh lagu yang mereka nyanyikan sendiri. 

Berikut adalah daftar singkat yang memuat aksi 'brilian' para 'penyanyi-penyanyi dadakan' tersebut dalam usahanya menuai simpatik maupun cemooh publik. 

Selamat menikmati:



8. Amien Rais : Menyanyikan Lagu 'Aja Lamis'






Amien Rais bukanlah sosok politikus yang gemar mengidentikkan dirinya dengan musik. Hampir tidak pernah kita menyaksikan Amien Rais bernyanyi di muka umum. Walaupun beliau masih Nampak kaku untuk bernyanyi di hadapan kamera, namun entah kenapa kita bisa dengan mudah menemukan beberapa video klipnya yang tersebar di Youtube.

Di video klip ini Amien Raies menyanyikan lagu berbahasa Jawa yang berjudul 'Aja Lamis 'yang juga berarti 'Jangan Bohong'. 
Sebagai seorang politikus jargon ini sudah tentu menjadi 'hal wajib' untuk menarik simpati massa. Bahwa mereka tidak akan pernah berbohong dan mengecewakan hati masyarakat blablabla. Namun apa yang terjadi malah sebaliknya. Amien Raies belakangan justru dikenal sebagai politisi yang lekat dengan janji palsunya .

Besar kemungkinan bahwa lagu dan video klip ini diproduksi untuk menarik simpati/dukungan masyarakat di kantong-kantong basis politiknya yang memang notabene berada di daerah Jawa Tengah. Walau tidak menutup kemungkinan juga kalau Amien Rais diam-diam memang memendam ambisi yang cukup besar untuk menjadi seorang penyanyi. 




7. Susilo Bambang Yudhoyono : 'Merajut Damai'





Sebagaimana yang telah kita ketahui, SBY adalah pejabat yang cukup sering mengidentikkan dirinya dengan musik. Beliau kerap terlihat tampil bernyanyi dengan percaya diri di berbagai kesempatan. 

Sebagai salah satu calon presiden pada tahun 2004, SBY identik dengan lagu Pelangi Di Matamu yang dipopulerkan oleh grup rock asal Ciamis Jawa Barat.

sebuah pertemuan APEC di Bali tahun 2013, SBY bahkan sempat menunjukkan kebolehannya bermain gitar dan bernyanyi  lagu selamat ulang tahun untuk presiden Rusia, Vladimir Putin. 

Selama 2 periode kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia, SBY bahkan sukses menelurkan 2 buah album berisi lagu-lagu karangannya. Namun sayangnya, sampai hari ini tidak ada satupun lagu-lagu SBY yang dikenal publik.




6. Habib Rizieq : Melantunkan Lagu Belanggam Jawa dan Sunda



Siapa yang tidak kenal Habib Rizieq Shihab? Ketua, merangkap Panglima besar, sekaligus juga Imam besar FPI ini kerap mendapat sorotan dari berbagai pihak. Setelah sukses dalam Aksi Bela Islam 414 dan 212 yang berhasil menggalang ratusan ribu bahkan jutaan umat Islam untuk berkumpul di Monas, pernyataan-pernyataan Habib Rizieq ini kerap menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. 

Namun siapa yang menyangka, bahwa dibalik berbagai tingkah lakunya yang kontroversial, Habib Rizieq adalah juga pencipta lagu. Tercatat ada belasan lagu yang berhasil dicipta dan digubahnya.  

Sebagai ‘pemain lama’ dalam ranah politik dan agama, Habib Rizieq juga dikenal lihai dalam bermain watak dan pintar dalam menarik simpati publik. Minimal dari massanya sendiri. Video di atas ditengarai dibuat setelah dirinya menuai berbagai tudingan dari berbagai lapisan masyarakat terkait dengan reaksinya  terhadap pembacaan Al Quran dengan menggunakan langgam Jawa dalam acara Isra’Mi’Raj di Istana Negara. Video ini sekaligus juga seakan merupakan jawaban Habib Rizieq terhadap protes publik Jawa Barat terhadap dirinya terkait ucapan Sampurasun yang dipelesetkannya menjadi Campur Racun. 

Walau nampak sedikit canggung dalam melantunkan lagu-lagu berlanggam Jawa dan Sunda, namun bagi saya, video ini menjadi jawaban yang sukses untuk mengembalikan kepercayaan dari para pendukungnya khususnya yang berasal dari tanah Jawa dan bumi Priangan.


5. Agus Hartamurti Yudhoyono (AHY): Menyanyikan lagu 'Dia' 




Bicara soal AHY dan musik, tentu saja kita tidak dapat lepas dari SBY yang juga merupakan ayahanda dari Agus. Perlu digaris bawahi, bahwa dalam 2 periode jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia, SBY sanggup dengan sukses menghasilkan 2 album. Sebuah prestasi yang luar biasa dalam membagi waktu antara urusan kenegaraan dan bermusik.

Dalam video ucapan selamat ulang tahun yang dirilis dalam masa kampanye ini, AHY terlihat ingin menampilkan keharmonisan rumah tangganya. Video tersebut mungkin saja menuai sukses besar dalam kehidupan rumah tangganya secara pribadi. Tapi video 'pamer kemesraan' itu justru berbanding terbalik terhadap para suami-suami lain yang langsung serta-merta dianggap gagal dalam memupuk keharmonisan rumah tangga.

Setelah menonton video tersebut, istri saya langsung protes, tentang ketidak pekaan saya dalam berbagai event yang menyangkut kemesraan rumah tangga. Namun hal tersebut tentulah tidak dapat saya paparkan disini. Dan entah berapa banyak lagi suami-suami di seantero tanah air ini yang senasib dan sepenanggungan dengan saya, yang terpaksa harus mengelus dada akibat dampak video tersebut terhadap kehidupan rumah tangga mereka. 


4. Roy Suryo : Menyanyikan Indonesia Raya





Berawal dengan dikenal sebagai pakar telematika, Roy Suryo kerap menuai berbagai cemooh terkait dengan berbagai ucapan dan tingkah polahnya yang dianggap konyol dan menjengkelkan bagi sebagian orang. 

Masih segar diingatan ketika pada tahun 2007 lalu, ketika Roy Suryo mengaku sebagai orang pertama yang berhasil menemukan versi asli lagu Indonesia Raya yang terdiri dari 3 stanza di sebuah perpustakaan di kota Leiden, Belanda. Walaupun setelah dikonfirmasi oleh beberapa pihak, lagu Indonesia Raya 3 stanza itu sudah ada di youtube sejak tahun 2006. 

Entah ada masalah apa Roy Suryo dengan lagu Indonesia Raya, sebab 7 tahun kemudian, tepatnya tahun 2013, Roy Suryo lagi-lagi ‘tersandung’ oleh lagu kebangsaan ini. Lagu Indonesia Raya adalah lagu yang hukumnya wajib bagi seluruh warga negara republik ini. Anak-anak sejak sedini mungkin sudah diwajibkan untuk mampu menghafal dan menyanyikan lagu ini dengan baik dan dengan sikap sempurna. Namun Roy Suryo, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pemuda Dan Olahraga ternyata tidak mampu menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan benar. 

Tiba-tiba saja saya teringat sebuah kalimat dari pelawak Abdel yang mengatakan : “Orang pintar sangat mudah untuk berpura-pura bodoh. Namun orang bodoh akan kesulitan untuk berpura-pura pintar”. 



3. Basofi Sudirman : Tidak Semua Laki-Laki 




Kiprahnya sebagai gubernur DKI Jakarta mungkin tidak banyak dikenang, tapi lagu ’Tidak Semua Laki-Laki’ merupakan salah satu lagu dangdut legendaris yang pernah sangat populer pada tahun 90an awal. Penyanyinya adalah Basofi Sudirman, yang pada waktu itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Siapa yang mengira, dibalik tampangnya yang ‘cukup memelas’ dalam video klip ‘Tidak Semua Laki-Laki’ tersebut, Basofi Sudirman merupakan salah satu jenderal TNI Angkatan Darat yang memiliki segudang prestasi cemerlang sehingga ia didapuk untuk duduk menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota negara ini.

Setelah menunaikan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI, dengan suara emasnya Basofi Sudirman mendulang sukses melalui album-album dangdutnya. Namanya kini patut disandingkan dengan para legenda dangdut tanah air seperti Meggy. Z, Hamdan ATT maupun Imam S. Arifin.



2. Habib Rizieq: Menggubah lagu 'Naik-Naik Ke Puncak Gunung'





Bukannya tanpa sengaja saya mencantumkan nama Habib Rizieq dua kali dalam ‘chart’ singkat ini. Namun atas sumbangsihnya dalam musik politik tanah air, saya sengaja mencantumkan kembali nama Habib Riziek. Lagu terbarunya yang merupakan reka ulang dari lagu anak-anak yang berjudul ‘Naik-Naik Ke Puncak Gunung’, bukan tidak mungkin suatu saat kelak, akan bisa menggantikan lagu 'Darah Juang' sebagai anthem bagi para demonstran dalam memprotes berbagai kebijakan pemerintah.

Dengan tetap mempertahankan nada dan mengganti lirik lagu anak-anak tersebut, Habib Rizieq secara brilian, telah sukses memprotes pemerintahan Jokowi yang dianggapnya telah menyebabkan Indonesia dalam jurang keterpurukan dengan menggunakan irama yang catchy dan (tentu saja) mudah diingat. 

Sebagai seorang tokoh politik yang juga seorang pencipta dan penggubah lagu, bagi saya, Habib Rizieq jelas menempati posisi jauh di atas politisi-politisi lain yang gemar mengidentikkan dirinya dalam bermusik. Bayangkan saja, Mars dan hymne FPI ciptaannya kini sudah membahana di seluruh posko-posko FPI di seantero negri. Tak hanya itu, lagu-lagu gubahan Habib Rizieq seperti 'Gantung Si Ahok' dan 'Ayo Revolusi' yang merupakan aransemen ulang dari lagu anak-anak 'Menanam Jagung', sukses membuat bulu kuduk saya merinding empat kali lipat ketimbang mendengarkan lagu-lagu dari Gorgoroth, Dimmu Borgir dan Venom.



1. Wiranto: Bagi Tuhan Tiada Yang Mustahil 



Dalam kariernya sebagai seorang jenderal, Wiranto kerap dikaitkan dengan pelanggaran HAM di berbagai daerah di Tanah Air khususnya pada peristiwa 98 dan Timor Timur.

Namun bagaimanapun juga, saya mengacungkan 2 jempol untuk Wiranto yang bisa dengan sukses membawakan lagu gospel ini dalam sebuah perayaan Natal MNC Group. Citranya yang kerap dikatakan orang sebagai seorang jenderal berdarah dingin, seakan sirna oleh suara emasnya. 

Ketika saya sedang menyaksikan Wiranto menyanyikan lagu ini, tiba-tiba saya teringat akan sebuah acara reality show yang ditayangkan di RCTI yang bertajuk 'Mewujudkan Mimpi Indonesia'. Dalam acara yang sarat muatan politik itu, Wiranto menampilkan aksi yang cukup berani ( kalau tidak bisa dibilang konyol) dengan menyamar menjadi 'wong cilik' guna  mendengarkan aspirasi rakyat. 

Harus diakui, bahwa Wiranto memang cukup lihai dalam bermain watak. Dan kalaupun dia sedang kembali bersandiwara ketika menyanyikan lagu ini demi tujuan politik tertentu, saya harus memberikan apresiasi tinggi karena penampilannya di lagu tersebut, sungguh amatlah bagus.